Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Tak berbeda jauh dengan Bonar, Fajar juga membuktikan bahwa dengan tekat yang kuat, apa yang disebut sebagai keterbatasan bukanlah menjadi alasan untuk mandiri. Teman tuli asal Bandung ini ingin bekerja layaknya orang biasa.
Fajar, pemuda yang ramah senyum ini, tidak pernah mengeluh dengan keterbatasannya. Meski tidak bisa mendengar, Fajar tahu dia masih memiliki kemampuan agar hidupnya mandiri.
Oleh karena itu, dia selalu berusaha bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan membantu perekonomian orang tuanya.
Fajar yang kini berusia 27 tahun adalah salah seorang mitra pengemudi GrabCar di Bandung. Sebelum bergabung dengan Grab, dia pernah bekerja di butik selama satu tahun.
Baca Juga
-
Jalan Turunan Ini Rawan Laka, Bantuan Warga Bikin Salah Fokus
-
Viral Pengendara Supra GTR 150 Masuk Tol, Aksinya Berujung Malu
-
Di Luar Ekspektasi, Ini Deretan Mobil Marc Marquez yang Misterius
-
Soal Bangun Pabrik di Indonesia, Begini Kata Benelli
-
Ini Beda All New Yamaha NMax 2020 Versi ABS dan Standar
Dia bertugas memotong kain dan semacamnya. Namun, karena merasa tidak cocok dan penghasilannya terasa kurang, dia memilih berhenti.
Setelah keluar, Fajar mencari pekerjaan di tempat lain. Namun, dia selalu ditolak. Bahkan, selama satu tahun dia tidak memiliki pekerjaan.
"Awalnya saya sudah mencari kerja ke banyak tempat, tapi selalu ditolak. Saya bingung. Kemudian, waktu itu, saya dapat info dari Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) soal kesempatan kerja di Grab. Mereka tahu kemampuan menyetir saya sangat baik," ujar Fajar dengan menggunakan bahasa isyarat.
Fajar pun mendiskusikan hal tersebut dan meminta restu orang tuanya. Meskipun tahu risiko bekerja di jalanan, namun Fajar tetap bertekad untuk bekerja sebagai mitra pengemudi Grab karena ingin membantu sesama dan mendorong perekonomian untuk mendapat kehidupan yang lebih layak.
Orang tua Fajar mengizinkannya bekerja di Grab dengan satu syarat: hati-hati. Dia pun tidak merasa khawatir bekerja mengemudikan mobil karena sudah terbiasa sejak dulu. Setelah melamar dan 3 bulan menunggu, Fajar resmi menjadi mitra GrabCar pada Juli 2019.
Fajar menjadi teman tuli pertama yang menjadi mitra GrabCar di Bandung. Fajar bersyukur karena disabilitas seperti dirinya diberikan kesempatan bekerja menjadi mitra pengemudi.
Setelah bekerja sebagai mitra GrabCar, Fajar mengaku mengalami perubahan, terutama keberanian untuk berkomunikasi.
"Dulu, waktu saya belum kerja di Grab, kadang-kadang saya merasa kurang percaya diri. Kalau bertemu orang juga khawatir salah ngomong, takut salah paham. Tapi, setelah masuk Grab, saya jadi berpikir, tidak apa-apa, meskipun saya tuli, saya tetap harus berani untuk berkomunikasi. Apalagi saya punya tanggung jawab agar customer selamat sampai tujuan, jadi saya harus berani,” tutur lelaki yang senang berolahraga ini.
Selain itu, Fajar merasa bekerja sebagai mitra Grab cukup mudah. “Ketika saya dapat orderan menjemput customer, saya langsung berangkat menjemputnya," tuturnya dengan bantuan gerak isyarat.
Namun, Fajar sadar akan kemungkinan kesulitan berkomunikasi dengan customer, maka dia selalu mengatakan kepada setiap penumpangnya.
"Maaf saya enggak bisa dengar. Jadi, kalau mau komunikasi bisa duduk di depan’. Saya juga tempel poster (berisi informasi bahwa saya tuli dan informasi lainnya) di mobil saya, supaya customer paham."
Di sisi lain, menanggapi perbedaan antara dirinya dengan mitra lain, Fajar mengaku tidak pernah mempersoalkannya. Fajar mengaku kenyamanan dan kebermanfaatan dirinya untuk orang lain adalah hal utama.
"Saya merasa nyaman dengan pekerjaan ini. Yang penting saya juga berhasil mendapatkan nafkah dari Grab," katanya.
Fajar sendiri tidak pernah mengambil risiko dalam berkendara. Dia lebih memilih keselamatan penumpangnya.
"Saya biasanya tidak salip-menyalip. Saya biasanya berusaha bersabar saja. Yang penting saya dan customer selamat sampai tujuan. Menurut saya, pengguna jalan pun harus sopan, tidak usah berebut jalan. Saya sendiri menghindari hal itu."
Setelah bekerja menjadi mitra layanan roda empat ini, Fajar, yang bekerja mulai pukul 5 pagi hingga Maghrib ini, mengaku terbantu secara ekonomi.
Hasil jerih payahnya itu dia pakai untuk keperluan sehari-hari, membantu orang tua, ditabung untuk menikah, dan membuat usaha lain.
Kini, Fajar sedang berupaya mewujudkan salah satu mimpinya, yakni membuat Kopi Tuli. Nantinya, selain menjadi tempat ngopi, tempat tersebut juga menjadi ruang bagi masyarakat untuk belajar bahasa isyarat.
"Saya ingin memiliki usaha Kopi Tuli. Kebetulan di Bandung belum ada Kopi Tuli. Saya juga sedang mencari tempatnya. Di sana, orang-orang juga bisa belajar bahasa isyarat," katanya.
Terkini
- Honda BeAT Baru dan Rebel 1100 Jadi Andalan AHM di GIIAS 2025
- Honda Forza Diberi Panel Meter Baru, Warna Lebih Segar
- IMOS 2025 Diharapkan Jaga Momentum Positif di Pasar Motor Indonesia
- Subsidi Motor Listrik 2025 Segera Diumumkan, Anggaran Rp 250 Miliar
- Punya Warna Baru, Harga Yamaha Fazzio Hybrid Jadi Berapa?
- AHM Rilis Honda CRF250 Rally dan CRF250L dengan ABS
- QJMotor Indonesia Kembali Luncurkan 4 Motor Baru, Harga Lebih Bersahabat
- Begini Jadinya Motor Listrik Duta SO7 Terima Sentuhan Modifikasi
- Motor Legendaris Yamaha Jupiter Z1 Tampil dengan Warna dan Grafis Baru
- Yamaha FreeGo 125 Dibalut Warna Baru, Desain Lebih Segar
Berita Terkait
-
Wajib Tahu, Ini Mekanisme Denda Cancel Order yang Diterapkan Grab
-
Mulai Juli, Grab Wajibkan Penumpang Swafoto Sebelum Naik Angkutan Online
-
Pengiriman ke Pelosok, Qrim Express Gandeng Grab Express
-
Bikin Tepuk Jidat, Abang Ojol Tolak Orderan CS Gegara Lupa Bawa Motor
-
Auto Gampang, Grab Hadirkan Fitur Venues yang Permudah Temukan Titik Jemput
-
Cuitan Miris Netizen Kalau Seandainya Ojek Online Nggak Ada, Bikin Iba
-
Mantap Betul, Driver Ojol kini Diberi Fasilitas BPJS
-
Rela Jadi Ojol demi Keluarga, Kakek Ini Kena Suspend Tanpa Alasan Jelas
-
Remaja 14 Tahun Lakukan 185 Order Fiktif Grabfood, Berakhir Seperti Ini
-
Penjelasan Grab Indonesia Terkait Insiden Order Fiktif yang Viral di Medsos