Mobimoto.com - Belakangan ini, media global tengah berfokus pada konflik yang terjadi di timur tengah.
Memanasnya suhu politik di area tersebut tentu membuat harga minyak bumi berpotensi naik-turun.
Apalagi negara-negara penghasil minyak terbesar di muka bumi kebanyakan berada di daerah timur tengah, sebut saja Arab Saudi dan Iran.
Terkait hal tersebut, dilansir dari Autoevolution, inilah deretan bahan bakar alternatif yang mungkin bisa dikembangkan sebelum harga minyak melambung. Apa saja?
CNG-Compressed Natural Gas (Gas Alam Bertekanan Tinggi)
CNG sebenarnya adalah metana yang disimpan dalam tekanan tinggi. Manfaatnya adalah pembakaran yang lebih bersih serta mudah untuk dikemas dan dikirim.
Tak cuma itu, bahan bakar ini membuat oli mesin menjadi awet dan produksi gas karbon dikosida menurun.
Kelemahan bahan bakar ini adalah CNG membutuhkan lebih banyak ruang penyimpanan dibanding bahan bakar minyak.
Bensin Sintetis
Bensin sintetis bukanlah hal yang baru. Bahan bakar ini sudah dikembangkan sejak 1919 dan pernah digunakan pada perang dunia kedua, walaupun tak dalam skala besar.
Hanya saja pembuatan bahan bakar ini tergolong mahal, selain itu proses produksinya tidak efisien lantaran terlalu banyak bahan yang diperlukan untuk memproduksi jumlah bahan bakar dengan jumlah sedikit.
Ethanol
Etanol secara esensi cukup identik dengan alkohol. Bahkan bahan bakar ini sudah banyak digunakan di negara Amerika Latin.
Bahan bakar ini dapat datang dari sumber energi terbarukan. Namun mutu bahan bakar ini sangat bergantung pada tanaman yang difermentasi. Misal tanaman yang emisinya paling bersih adalah tebu, sementara hasil sebaliknya dihasilkan oleh jagung.
Hidrogen
Walaupun sumbernya mudah ditemukan, namun pengolahan hidrogen agar bisa menjadi tenaga mesin masih membutuhkan riset.
Belum diketahui keunggulan dan kelemahan dari bahan bakar jenis ini. Yang jelas beberapa produsen otomotif mulai mengarahkan risetnya ke penggunaan bahan bakar hidrogen.
Namun sejauh ini, bahan bakar hidrogen diklaim lebih bersih daripada bahan bakar minyak.
Berita Terkait
-
Motor Berbahan Bakar Hidrogen Mulai Dilirik, Produsen Malah Bingung
-
Kolaborasi Kawasaki dan Yamaha Bikin Teknologi Motor Bahan Bakar Hidrogen
-
Jarang yang Tahu, Ternyata Ini Bahaya Keseringan Isi Bahan Bakar Full Tank
-
6 Penyebab Indikator Bensin Meleset dengan Suplai Bahan Bakar, Wajib Tahu
-
Efek Samping Sering Gonta-ganti Bahan Bakar Pada Motor
-
Dulu Bikin Geger, Isi Gas Buang Mobil Ini Cuma Mengandung Air?
-
Potret Kocak SPBU Diserbut Motor Tanker, Bensin Bersubsidi Auto Ludes
-
Mengejutkan! Begini Reaksi Mobil Saat Diisi 5 Jenis BBM Beda Oktan
-
3 Fitur Canggih Ini Bisa Bantu Pemobil untuk Lebih Irit BBM, Apa Saja Nih?
-
Cantiknya Nggak Lazim, Petugas SPBU Ini Bikin Pelanggan Salah Fokus
Terkini
- GIVI Rilis Delapan Produk Baru di IMOS 2025, Bikin Motoran Semakin Praktis
- Yamaha Rayakan Miliarder di IMOS 2025, Wujudkan Impian Konsumen Setia
- IMOS 2025 Pamerkan Inovasi Roda Dua dan Jadi Wadah Komunitas Otomotif
- GIVI Indonesia Siapkan Produk Terbaru di IMOS 2025, Siap Goda Para Pecinta Roda Dua
- Honda BeAT Baru dan Rebel 1100 Jadi Andalan AHM di GIIAS 2025
- Honda Forza Diberi Panel Meter Baru, Warna Lebih Segar
- IMOS 2025 Diharapkan Jaga Momentum Positif di Pasar Motor Indonesia
- Subsidi Motor Listrik 2025 Segera Diumumkan, Anggaran Rp 250 Miliar
- Punya Warna Baru, Harga Yamaha Fazzio Hybrid Jadi Berapa?
- AHM Rilis Honda CRF250 Rally dan CRF250L dengan ABS