Rabu, 05 November 2025
Gagah Radhitya Widiaseno : Rabu, 05 November 2025 | 11:43 WIB

Mobimoto.com - Selama bertahun-tahun, Asia Tenggara sering dipandang tertinggal dalam upaya transisi energi. Kawasan ini identik dengan ketergantungan pada batu bara, urbanisasi tanpa kendali, dan kebijakan hijau yang belum konsisten.

Namun, dalam satu dekade terakhir, narasi itu berubah drastis. Dari Vietnam hingga Indonesia, Asia Tenggara kini muncul sebagai kawasan yang paling dinamis dalam transformasi kendaraan listrik global.

Perubahan ini bukan hanya soal kebijakan, tapi tentang kepercayaan diri baru: bahwa inovasi tidak lagi dimonopoli oleh negara-negara maju. Di tengah arus perubahan itu, VinFast menjadi simbol nyata dari kebangkitan industri hijau Asia Tenggara.

Didirikan di Vietnam pada 2017, VinFast awalnya hanyalah pemain baru di dunia otomotif. Namun dalam waktu kurang dari dua tahun, perusahaan ini berhasil membangun pabrik berteknologi tinggi di Hai Phong dan meluncurkan tiga mobil konvensional pertamanya.

Puncaknya, pada 2022, VinFast mengambil langkah radikal meninggalkan produksi mobil bensin dan sepenuhnya beralih ke kendaraan listrik. Sebuah keputusan berani yang menandai ambisi Vietnam menjadi pelopor mobilitas bersih di tingkat global.

“Kami percaya setiap bangsa berhak memiliki peran dalam masa depan industri hijau dunia,” ujar Pham Nhat Vuong, Chairman Vingroup sekaligus pendiri VinFast. “Langkah kami bukan hanya tentang mobil listrik, tapi tentang membangun masa depan yang berkelanjutan untuk Asia.”

Ekosistem Mobilitas Hijau

Keberhasilan VinFast tak berhenti di lini produk. Perusahaan ini membangun salah satu ekosistem mobilitas hijau paling terintegrasi di dunia mulai dari city car hingga bus listrik, dari layanan pengisian daya hingga riset baterai lithium-ion.

Di Vietnam, jaringan pengisian daya mereka mencapai lebih dari 150.000 port, menjadikannya salah satu yang terluas di dunia. Divisi pengisian ini kini beroperasi di bawah V-Green, perusahaan yang ditugaskan membangun infrastruktur di seluruh pasar internasional VinFast.

Tak hanya berinovasi di teknologi kendaraan, VinFast juga berani menciptakan model bisnis baru. Melalui skema berlangganan baterai, konsumen bisa membeli kendaraan listrik dengan harga awal lebih rendah, sementara perawatan dan penggantian baterai dijamin seumur hidup.

“Program berlangganan baterai bukan sekadar strategi harga, tapi upaya membuka akses agar kendaraan listrik bisa dijangkau semua lapisan masyarakat,” ujar CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto

Ekspansi Hijau VinFast di Indonesia

VinFast kini menargetkan Indonesia sebagai pasar strategis dan “rumah kedua.” Indonesia dipilih bukan hanya karena potensinya sebagai pasar terbesar kendaraan listrik di kawasan, tetapi juga karena cadangan nikel yang besar, bahan utama baterai EV.

Salah satu rencana yang tengah berjalan, VinFast menggandeng mitra lokal, memperluas jaringan dealer, dan mempersiapkan pabrik perakitan di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas 50.000 unit per tahun dan investasi awal sekitar US$200 juta.

Melalui ekspansi ini, mereka tidak hanya membawa kendaraan listrik, tetapi juga membangun ekosistem mobilitas hijau, termasuk 63.000 stasiun pengisian yang diproyeksikan senilai US$300 juta.

“Bagi kami, perjalanan ini bukan sekadar ekspansi ke pasar baru,” ujar Kariyanto Hardjosoemarto“.

“Ini tentang menjadi bagian dari kisah yang lebih besar, kisah tentang kreativitas anak muda Indonesia, semangat kelas menengah yang terus tumbuh, dan visi para pembuat kebijakan yang berpandangan jauh ke depan.”

BACA SELANJUTNYA

Kemenkeu Terbitkan PMK Insentif Kendaraan Listrik dan Hybrid, Berlaku Hanya Setahun