Jum'at, 03 Mei 2024
Cesar Uji Tawakal : Kamis, 16 Juni 2022 | 17:03 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Mobimoto.com - Larangan pemerintah Rusia pada ekspor gas yang digunakan dalam produksi semikonduktor dapat meningkatkan harga chip di pasar dunia dan selanjutnya meningkatkan harga.

Dilansir dari RT, Xiang Ligang, manajer umum Aliansi Konsumsi Informasi yang berbasis di Beijing, mengatakan kepada harian itu bahwa larangan tersebut dapat mempengaruhi produksi semikonduktor domestik China.

Sebagai informasi negara tersebut merupakan konsumen chip terbesar di dunia dan sangat bergantung pada keripik impor.

Menurut Xiang, pada tahun 2021, China akan mengimpor sekitar $300 miliar chip yang akan digunakan untuk membuat mobil, smartphone, komputer, televisi, dan perangkat lainnya.

Dia mengatakan sektor-sektor yang sangat bergantung pada chip impor mungkin lebih terpengaruh, sementara dampaknya akan kurang terasa di sektor-sektor yang menggunakan chip yang dapat dilakukan oleh perusahaan China seperti SMIC.

Pekan lalu, Rusia memberlakukan larangan gas langka sebagai tanggapan atas sanksi Uni Eropa yang ditujukan untuk mengekspor teknologi dari negara tersebut.

Gas langka seperti neon, argon, xenon, dll sangat penting dalam proses manufaktur semikonduktor.

Semikonduktor digunakan untuk membuat microchip yang dibutuhkan untuk smartphone, mobil, dan peralatan rumah tangga.

Sejak awal pandemi Covid, terjadi kelangkaan semikonduktor secara global dan konflik di Ukraina telah memperburuk masalah.

Harga global untuk gas neon dan xenon telah meningkat sejak pemasok Ukraina Ingas dan Cryoin, yang memasok sekitar 50% gas neon dunia untuk penggunaan semikonduktor, telah menghentikan produksinya.

Rusia dilaporkan memasok hingga 30% dari neon bekas dunia. Cina dan Jepang adalah produsen utama gas langka lainnya, tetapi pasokan mereka lebih dari konsumsi domestik.

BACA SELANJUTNYA

Dipakai Jalan-jalan, Polisi Tilang dan Sita Mobil Batman