Kamis, 02 Mei 2024
Angga Roni Priambodo | Husna Rahmayunita : Selasa, 09 Oktober 2018 | 18:31 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Mobimoto.com - Belum lama ini, publik Indonesia sempat dihebohkan dengan kasus driver taksi online (taksol) yang mencium dengan paksaan dan ancaman kepada seorang penumpangnya. Nyatanya penyelesaian kasus tersebut masih ngambang, apalagi  respons pihak penyedia transportasi online itu yang kini malah menuai kontroversi.

Kisah berawal dari seorang sahabat pelanggan yang menjadi korban pelecehan seksual pada Senin (8/10). Dari unggahan instastory, disebutkan jika korban terpaksa memenuhi keinginan driver Grab karena sangat takut dengan ancaman yang diberikan.

Alhasil, setelah mengalami kejadian tidak menyenangkan, pihak korban melaporkan driver tersebut ke pihak Grab.

Gayung bersambut, pihak Grab menanggapi laporan itu secara singkat. Yang membuat geleng-geleng kepala, respons kedua dari perusahaan malah dianggap netizen sebagai sesuatu yang mengecewakan.

Kasus driver cium penumpang. (Instagram/@lambe_ojol)

Dari info yang diperoleh dari akun Twitter @GrabID, pihak Grab memang memberikan jalan tengah. Namun, apa yang diungkapkan dianggap sebagai sesuatu yang kurang wajar. Tanpa memerdulikan kondisi psikis korban, pihak Grab mengajak driver taksol dan korban bertemu sebagai jalan mediasi.

Respons Grab. (Twitter/@GrabID)

Sontak respons pihak Grab menuai kecaman netizen Indonesia seperti berikut.

''Ya gila kali, abis kena pelecehan terus mau diketemuin gitu mediasi? hallo orang trauma woy,'' komen @irwanblr.

''Berarti mediasi tidak tercapai. Harus ada langkah pidana pada driver itu. Jangan cuma kode etik, gitu-gitu doang. Ini kasus pidana bukan perdata jadi mediasi tidak diperlukan,'' @riskiapeu.

BACA SELANJUTNYA

Grab Sambut Baik Peraturan Tarif Ojol Baru di Indonesia