Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Mobimoto.com - Menjelang MotoGP 2020, tim pabrikan Aprilia datang secara kurang mantap. Sempat memboyong motor dengan mesin generasi terbaru, serta penampilan di sesi tes pramusim yang mengalami peningkatan drastis, mereka tak bisa bernafas lega karena terganjal oleh isu doping.
Salah satu pembalap mereka, Anrea Iannone sempat menerima sangsi larangan balapan lantaran ia disebut positif doping.
Penyelesaian kasus ini pun sangat berlarut-larut, menimbukan banyak ketidakpastian terhadap baik tim Aprilia maupun Andrea Iannone. Dan berikut lima fakta terkait perkembangan kasus tersebut.
1. Kena doping di Malaysia
Baca Juga
FIM mengumumkan pada, Selasa (17/12/2019), bahwa Iannone dinyatakan positif menggunakan steroid berdasarkan hasil sampel urine-nya pada saat gelaran MotoGP Malaysia di Sepang, 3 November 2019 lalu.
Berdasarkan hasil pengecekan laboratorium Badan Anti-Doping Dunia (WADA) di Jerman, steroid yang terkandung dalam urine Andrea Iannone masuk dalam daftar zat terlarang.
2. Melewatkan beberapa sesi tes
Ia pun melewatkan seluruh sesi tes yang telah bergulir sepanjang 2020. Namun belum berakhir, ia juga terancam batal ikut sesi tes Qatar 22-24 Februari nanti.
3. Aprilia masih menaruh harapan
Terkait kasus tersebut, pihak Aprilia berujar bahwa mereka mendukung Iannone hingga pengumunan resmi FIM keluar.
"Saya punya kesempatan untuk mengobrol dengannya dan saya percaya dia, dia tak melakukan kesalahan." tutur Fausto Gresini, manajer tim Aprilia.
4. Hukuman 45 hari
Skors bagi Andrea Iannone berlaku mulai dari tanggal 17 Desember 2019.
Pihak FIM juga menyatakan bila rider berusia 30 tahun itu memiliki hak untuk pengecekan ulang dan menghadiri penelitian sampel B-nya.
5. Dalih kuasa hukum
Dengan dosis yang sangat kecil, pihak Iannone berargumen bahwa zat tersebut bisa saja masuk melalui makanan tanpa diketahui oleh Iannone.
"Analisis kalkulasi harus membuktikan adanya kandungan setara 1,15 nanogram per mililiter. Ia berada di Asia selama lebih dari sebulan dan tes dilakukan setelah balapan di mana kandungan urin tentu lebih pekat, yakni 1,024, itu bisa jadi karena adanya dehidrasi." ujar kuasa hukum Iannone Antonio De Rensis.
Terkini
- Bukan Hanya Merlion, Ini 5 Spot Instagramable di Singapura yang Bisa Dikunjungi saat Liburan Imlek!
- Anak Muda Bicara Ekonomi: Youth Economic Summit 2024 Cetak Optimisme Baru untuk Indone
- Diikuti 150 Lebih Digital Creator, Workshop Kolaborasi Suara.com dan UAJY di 3 Kota Sukses Digelar
- Kisah Inspiratif Beasiswa Kampung Berseri Astra: Menerangi Asa Pendidikan Anak-Anak di Tengah Tantangan Ekonomi
- Kampung Berseri Astra Wironanggan Sukoharjo: Warisan Kerajaan Pajang yang Disulap Jadi Destinasi Wisata Edukasi
- Kampung Berseri Astra: Oasis Hijau di Tengah Kota Surabaya Sukses Transformasi dari TPA Menjadi Surga Hijau
- Mengangkat Potensi Lokal dan Pendidikan di Kelurahan Dasan Cermen Mataram
- Arkadia Digital Media Raup Kenaikan Pendapatan 40 Persen di Tahun 2023, Bukti Kegigihan dan Inovasi di Era Digital
- Lima Pembalap Legendaris MotoGP, Siapa Saja Selain Valentino Rossi?
- Ramai Perpres Publishers Rights, AMSI, AJI, IJTI dan IDA Minta Presiden Cari Jalan Terbaik
Berita Terkait
-
Empat Ajang Balap Internasional Akan Dihelat di Sirkuit Mandalika di 2025, Termasuk MotoGP
-
Enduro VR46 Racing Team Perkenalkan Livery Musim 2025 di Jakarta
-
Lima Pembalap Legendaris MotoGP, Siapa Saja Selain Valentino Rossi?
-
5 Pembalap MotoGP Paling Susah Dilupakan Sepanjang Jaman, Sekali Pensiun Penonton Sepi
-
Posisinya Terancam, Ini Dua Pembalap yang Paling Diwaspadai Fabio Quartararo
-
Fabio Quartararo: Ducati Punya Motor Kencang tetapi Pembalap Mereka Biasa Saja
-
Masa Hukuman Mau Habis, Andrea Iannone Masih Ingin Kembali Balapan MotoGP
-
Tetap Tenang Meski Tampil Jeblok, Pol Espargaro Geregetan dengan Tim Repsol Honda
-
Walau Tak Dapat Tempat di Tim Pabrikan, Alex Rins Mengaku Tetap Senang Bisa Join LCR Honda, Ini Sebabnya
-
Francesco Bagnaia Mengaku Tak Ingin Balapan di Usia Tua, Kenapa?