Sabtu, 20 April 2024
Angga Roni Priambodo : Rabu, 16 Oktober 2019 | 07:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Mobimoto.com - Sebagai negara tempat lahirnya beberapa pabrikan otomotif terkemuka seperti Toyota, Honda, Suzuki maupun Kawasaki, Jepang tentu begitu lekat dengan iklim balap.

Untuk menampung minat balap anak muda di sana, dibangunlah sirkuit-sirkuit bertaraf internasional, salah satunya yang melegenda tentu saja Sirkuit Suzuka.

Sirkuit tersebut menjadi favorit pembalap-pembalap di Formula one (F1). Bahkan, gelaran Grand Prix F1 tak pernah absen dihelat di sirkuit itu sejak tahun 1987 silam.

Meski menjadi favorit di ajang jet darat, namun MotoGP tak mau lagi menggunakan Sirkuit Suzuka sejak 2003 silam. Mereka memilih sirkuit Motegi sebagai ganti Suzuka.

Ada alasan yang bikin merinding yang membuat mereka tak lagi memakai sirkuit sepanjang 5,8 kilometer itu.

Ilustrasi Sirkuit Suzuka, Jepang [Shutterstock]

Banyaknya pembalap yang meninggal dunia akibat kecelakaan yang terjadi di sirkuit itu membuat banyak penggemar balap menilai bahwa sirkuit itu angker.

Sebagai informasi, di tahun 2003, pembalap kebanggaan Negeri Sakura, Daijiro Kato meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan parah di sirkuit kebanggaan Jepang itu.

Pada tahun 2014, pembalap muda binaan Ferrari, Jules Bianchi juga mengalami kecelakaan parah di sirkuit Suzuka. Dalam keadaan hujan deras, saat menikung, mobilnya hilang kendali dan menabrak crane yang digunakan untuk mengangkat mobil pembalap Adrian Sutil.

Tikungan-tikungan yang ada di Suzuka dianggap tidak cocok dan membahayakan pembalap dalam gelaran MotoGP.

BACA SELANJUTNYA

Masa Hukuman Mau Habis, Andrea Iannone Masih Ingin Kembali Balapan MotoGP